IMPLEMENTASI SMART CITY DI KOTA
BEKASI
Keberadaan aplikasi Pengaduan Online Terpadu
(POT) yang diciptakan oleh Pemerintah Kota Bekasi
memberikan peluang bagi warganya untuk menyampaikan
pengaduan dan melaporkan pelbagai permasalahan yang terjadi. Akan tetapi, partisipasi
masyarakat menggunakan aplikasi ini dinilai masih
rendah dilihat dari tingkat penggunaannya. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh karakteristik pengguna aplikasi POT terhadap
perilaku komunikasinya dengan Pemerintah Kota
Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kombinasi (mixed method) dengan sequential
explanatory. Sampel
pada penelitian ini diperoleh secara purposive dan berjumlah 100 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan
wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kepercayaan, kesesuaian, dan persepsi
kemudahan pengguna POT berhubungan nyata dengan pencarian informasi dan penyebaran informasi. Hal ini
memperlihatkan bahwa pengguna POT akan menyebarkan informasi ketika mereka percaya aplikasi
tersebut sudah membantunya dalam menangani masalah. Pengguna yang merasa puas dan mudah dalam
menggunakan aplikasi tersebut juga cenderung
akan merekomendasikannya kepada kerabat, teman dan
orang lain di sekitar lingkungannya. Pengguna POT
juga menyatakan bahwa masalah yang dihadapinya lebih
cepat tertangani setelah melaporkan pengaduan
melalui aplikasi tersebut. Meskipun demikian,
komunikasi dan respons Pemerintah Kota Bekasi dinilai
masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
Pengaduan Online Terpadu (POT) merupakan aplikasi berbasis website
yang melibatkan partisipasi publik dan bersifat dua arah. Aplikasi ini digunakan
sebagai alat bantu untuk melakukan pengawasan capaian
program pembangunan maupun pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan program pembangunan Kota Bekasi. Pada
gambar 01 tersaji tampilan awal gambaran aplikasi POT Kota Bekasi.
Gambar 01. Tampilan awal gambaran aplikasi POT Kota Bekasi.
Masyarakat dapat berpartisi menggunakan POT dengan mengakses website
yang beralamat di https://pengaduan.bekasikota.go.id
dan juga melalui aplikasi Android dengan mengunduh di Playstore secara
gratis. Aplikasi POT baru bisa digunakan oleh pengguna Android saja, sedangkan
untuk pengguna IOS belum diintegrasikan. Aplikasi POT mempunyai alur pengaduan
dari pelapor hingga dipublikasikan di aplikasi tersebut. Berdasarkan data dari
Diskominfostandi Kota Bekasi, semenjak diluncurkan hingga Desember 2018
pengguna aplikasi POT berjumlah 2364 orang dengan
jumlah pengaduan
sebanyak 1468 pengaduan. Tercatat sebanyak 47 SKPD terlibat pada aplikasi ini. Ada 42 jenis pengaduan yang
bisa dipilih oleh
masyarakat, sebagaimana tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Pengaduan POT Kota Bekasi
No
|
Jenis Pengaduan
|
No
|
Jenis Pengaduan
|
1
|
Parkir Liar
|
22
|
Akses Wifi
|
2
|
Transportasi
|
23
|
Lampu PJU
|
3
|
Limbah
|
24
|
Kebersihan
|
4
|
Banjir
|
25
|
Pelayanan Publik
|
5
|
RTH
|
26
|
Parkir
|
6
|
Wifi
|
27
|
Ruang Terbuka
Hijau
|
7
|
Persampahan
|
28
|
Pungli
|
8
|
Pungutan Liar
|
29
|
Orang gila
|
9
|
Infrastuktur
|
31
|
Bangunan dan
Pemukiman Liar
|
10
|
Kesehatan
|
32
|
Umum
|
11
|
Pengemis
|
33
|
Kebakaran
|
12
|
Pohon Tumbang
|
34
|
Kependudukan
dan Catatan Sipil
|
13
|
Keamanan
|
35
|
JPO
|
14
|
Ketertiban Pasar
|
36
|
PDAM
|
15
|
Orang Terlantar
|
37
|
Pengamen
|
16
|
Reklame dan
Taman
|
38
|
Perempuan dan
Anak
|
17
|
PKL
|
39
|
Jaringan
Telekomunikasi
|
18
|
Lingkungan
|
40
|
Stadion
|
19
|
Lalu Lintas
|
41
|
Pasar
|
20
|
Pelayanan
Kesehatan
|
42
|
Ketenagakerjaan
|
21
|
Perizinan
|
|
|
Sumber: Aplikasi Pengaduan Online Terpadu
(POT). 2018.
Pada Gambar 2 tampak jenis pengaduan atau laporan yang paling banyak disampaikan pengguna POT Kota Bekasi.
Gambar 2. Jenis Pengaduan
Pengguna di Aplikasi
POT Kota Bekasi
Berdasarkan Gambar 2 tersebut, pengaduan terbanyak terkait dengan masalah kependudukan dan catatan
sipil, yakni berjumlah
14 pengaduan, sedangkan masalah keamanan, perizinan, dan pendidikan menjadi topik masalah yang paling
sedikit disampaikan
oleh masyarakat. Namun dari hasil pengamatan di bagian pengaduan POT, masalah pendidikan cenderung
meningkat saat
momentum tertentu, seperti saat penerimaan siswa baru. Pengaduan lain yang disampaikan antara lain
berkenaan dengan persampahan dan lalu lintas dengan delapan pengaduan; lima pengaduan
mengenai parkir liar,
banjir, pungutan liar, dan infrastruktur; dan empat pengaduan mengenai transportasi, limbah, pengamen dan pasar.
Teknologi aplikasi Pengaduan Online Terpadu akan terus
ditingkatkan mengikuti perkembangan. Selain itu, POT juga akan tergabung dan terintegrasi
dengan aplikasi serupa
berskala nasional yaitu LAPOR! (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat). Terintegrasinya
aplikasi POT dengan LAPOR! diharapkan bisa meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk mengadukan permasalahan atau
menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah setempat, sehingga pembangunan di Indonesia akan merata. A dan R, staf e-government Diskominfostandi Kota Bekasi menyatakan,
harapan dari terintegrasinya
dua aplikasi ini adalah masyarakat tidak perlu repot lagi untuk memasang dua aplikasi pada smartphone-nya karena cukup satu aplikasi
bisa digunakan di berbagai tempat. Selain itu, dengan
diintegrasikannya aplikasi POT ke aplikasi LAPOR! maka masyarakat Kota
Bekasi pengguna
IOS dapat menggunakan LAPOR!
Persepsi kepercayaan dan kesesuaian pengguna aplikasi POT memiliki
hubungan yang nyata dan sangat kuat dengan perilaku komunikasi. Artinya, jika
pengaduan yang disampaikan warga melalui aplikasi tersebut ditanggapi serius,
maka akan timbul kepercayaan yang berefek pada perilaku komunikasinya, seperti
menyampaikan pengalamannya kepada orang lain. Persepsi kesesuaian berhubungan
sangat nyata dan kuat dengan perilaku komunikasi yakni pada pencarian dan
penyebaran informasi. Hal itu membuktikan bahwa ketika responden merasa bahwa
sebuah inovasi seperti aplikasi POT sesuai dengan kebutuhannya, maka muncul niat
untuk mencari informasi mengenai aplikasi POT tersebut dan merekomendasikan aplikasi
tersebut kepada kerabat, teman dan orang lain di sekitar lingkungannya.
Persepsi kemudahan juga berhubungan sangat nyata dengan perilaku komunikasi.
Maknanya adalah bahwa responden akan menyebarkan informasi mengenai aplikasi
POT apabila sudah merasakan kemudahan dalam pemakaiannya. Hal ini sangat
penting bagi keberlangsungan komunikasi dan percepatan proses pembangunan yang
sedang dijalankan. Sosialisasi perlu terus-menerus dilakukan baik melalui
kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota maupun yang diadakan oleh
komunitas, misalnya Karang Taruna. Pemanfaatan media sosial juga bisa lebih dioptimalkan
untuk menyosialisasikan aplikasi tersebut.
Komentar
Posting Komentar