Implementasi
Smart City di Kota Pekanbaru

Pemerintah
Kota untuk mewujudkan Smart City
adalah dengan diluncurkannya dua aplikasi. Bertepatan dengan momen ulang tahun
ke 232 Kota Pekanbaru, Pemerintah Kota Pekanbaru meluncurkan dua aplikasi
pendukung program smart city yaitu
perpustakaan online berbasis aplikasi
moco dan radio online. Selain dua aplikasi yang telah diluncurkan, pemkot
akan mengembangkan aplikasi lainnya yang dapat mendukung realisasi program kota
pintar untuk meningkatkan pelayanan, pendidikan, dan kesehatan bagi masyarakat
setempat. Meskipun hingga sekarang hal tersebut belum diketahui secara pasti.
Dalam pemanfaatan Big Data, Pemerintah Kota Pekanbaru bersiap untuk The Urban Nexus Project yang masuk
kedalam roadmap Kota Pekanbaru. Hal
ini disampaikan oleh Kepala Bappeda Pekanbaru Drs H Syofian dalam rapat
Pertemuan & koordinasi tentang The
Urban Nexus Project dengan BAPPENAS RI dan GIZ Germany selaku pihak yang mempromosikan proyek tersebut, beberapa
waktu lalu. Menurut Syofian, pihaknya akan menjadi leading Sector.
The Urban Nexus Project
adalah model Proyek Pembangunan Perkotaan yang melibatkan beberapa sektor (Multy Sector Approach) yang fokus pada Sanitasi,
Penyediaan air bersih, Energi, Ketahanan Pangan, dan Penggunaan lahan (Sanitation, Water, Energy, Food Security
and Land use). Informan menjelaskan bahwa Model Proyek Pembangunan ini di
promosikan oleh lembaga Donor dari Jerman yang bernama GIZ, yang membantu
negara negara berkembang dalam hal Sanitasi, Penyediaan air bersih, Energi,
Ketahanan Pangan, dan Penggunaan lahan. Adapun Keterlibatan GIZ dalam
pelaksanaan proyek ini nantinya adalah membantu dalam hal bantuan teknis (technical assistance). Bantuan teknis
yang diberikan tergantung dari Proposal dan yang dibuat oleh Pemerintah Kota
Pekanbaru.
Di
Indonesia ada 3 (tiga) Kota yang diberikan kesempatan untuk membuat proposal
proyek pembangunan dengan menggunakan model ini untuk mendapatkan bantuan
teknis dari GIZ. Kota-kota tersebut adalah, Kota Pekanbaru, Solo dan Tanjung
Pinang. Ketiga kota tersebut akan saling berkompetisi, karena GIZ hanya memilih
satu Kota untuk diberikan Bantuan Teknis dan hal tersebut tergantung dari
Proposal yang diusulkan. Di awal tahun 2018, Dinas Komunikasi Informatika
Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru, Firmansyah Eka Putra dalam uji coba
aplikasi bank data di ruang Pekanbaru Command
Center (PCC). Bank data ini merupakan inovasi hasil inovasi dari Diskominfo
statistik dan persandian Kota Pekanbaru dalam mendukung Pekanbaru Smart City.
Aplikasi
bank data ini merupakan inovasi di bidang teknologi yang berfungsi untuk
memudahkan menyimpan dan mentransfer data, sehingga dapat diakses kapan dan
dimana saja. Aplikasi bank data ini diisi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN)
dapat diakses langsung oleh pimpinan dan dapat memantau kinerja setiap ASN.
Untuk sementara bank data ini diterapkan di lingkungan Diskominfo. Namun ke
depan, semua OPD akan menerapkan inovasi serupa. Sehingga saat wali kota
Pekanbaru membutuhkan data dari masing-masing OPD bisa langsung didapatkan,
tanpa harus menunggu laporan dari kepala OPD-nya.
Hambatan
yang terjadi pada kebijakan smart city
di Kota Pekanbaru bisa dilihat dari beberapa aspek:
1. Komunikasi
a. Masih
kurangnya penggunaan atau pemanfaatan sistem dan aplikasi yang ada karena
pemahaman masyarakat yang kurang.
b. Berkaitan
dengan sosialisasi yang belum merata mengakibatkan terhambatnya
pengimplementasian kebijakan smart city
kepada masyarakat serta pihak-pihak yang terkait. Kurangnya pempublikasian
sistem dan aplikasi yang telah dibuat oleh pemerintah kepada masyarakat,
sehingga masih terdapat masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan sistem
maupun apikasi tersebut.
2. Sumber
daya
a. Terkait
Staff, permasalahan sumber daya terkait staff berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informasi selaku implementor dari smart city di Kota Pekanbaru masih
adanya kendala ataupun permasalahan mengenai staff dimana di Pemkot dan Dinas
Komunikasi dan Informasi Pemerintahan Kota Pekanbaru masih kekurangan staff di
bidang Ilmu Teknologi sedangkan staff yang ahli di bidang ilmu teknologi ini
sangat penting demi menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan Smart City yang merupakan sumberdaya
yang utama dalam implementasi kebijakan, namun penambahan staff saja tidak
cukup dalam menangani permasalahan ini dibutuhkannya staff yang ahli dan mempunyai
kemampuan di bidang ilmu teknologi agar tugas dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan kebijakan pengimplementasian
smart city.
Terkait
Informasi, permasalahan sumber daya dalam indikator informasi terdapat beberapa
kendala seperti masih kurangnya pemahaman petugas terhadap tugas dan fungsi
dalam menjalankan program Smart City.
Ini menjadi salah penghambat keefektifan program smart city dikarenakan kordinasi Pemkot dan Dinas Komunikasi dan
Informasi ini tidak semua aparatur paham akan teknologi sedangkan di dinas
komunikasi dan informasi sendiri aparatur dituntut untuk paham akan arahan yang
diberikan kepala daerah dan paham akan ilmu teknologi mengenai smart city sebagai penunjang dari arahan
yang diberikan oleh kepala daerah dalam pelaksanaan program smart city, karena tidak bisa
disepelekan lagi aparatur pelaksana smart
city harus paham akan tugas dan fungsi yang telah ditetapkan dan paham
mengenai ilmu teknologi khususnya mengenai program aplikasi-aplikasi penunjang smart city.
Komentar
Posting Komentar